Jumat, 30 April 2010

Cerpen

Akhir Cinta Seorang Pembalap
By : Agnes

Siang itu. Seperti biasanya Diana menunggu bis dihalte bis dekat dengan sekolahnya. Sambil menunggu, seseklai Diana menggerakkan kakinya mengikuti nyanyian kecil yang ia keluarkan dari bibir tipisnya. Mungkin karena terlalu lama menunggu, perut Diana mulai terasa nyeri. Karena sejak disekolah tadi. Diana sama sekali tidak pergi jajan kekantin, atau memakan bekal persiapan Mamanya.Mama Diana sengaja membuatkan bekal makan siang, karena Diana selalu tidak sempat makan dirumah. Diana sekolah di SMA Internasional English dikotanya. Mulai belajar pukul 07.30 dan pulang 15.30. Mama Diana tidak mengizinkan anak semata wayangnya ini untuk keluyuran kalau waktu luang Diana diisi dengan bermain. Makanya Mama Diana memasukkanya kekursus Piano.
Baru saja Diana ingin membuka bekal miliknya, seketika Diana dikagetkan dengan suara deru motor yang sangat keras. Dianapun menoleh keatah Motor yang semangkin mendekatinya. Diana sama sekali tidak bisa melihat sipengemudi, karena tertutupi helm. Awalnya Diana tidak berfikir kalau sipemilik motor bertujuan mendekatinya. Tapi sesaat kemudian Motor itu sudah berhenti tepat didepan Diana. Tentu saja membuat Diana kalang kabut. Ditambah lagi dia sama sekali tidak mengenal sipengemudi tersebut. Sedetik kemudian Pengemudi motor sudah membuka helmnya dan menatap Diana penuh keseriusan. Sementara Diana berusaha menenangkan Jantungnya yang merasakankan ketakutan yang teramat sangat. Sekarang ini musim terjadi penculikan, pemerkosaan dan mutilasi. Diana tidak ingin hal itu terjadi padanya. Dia harus minta pertolongan, tapi pada siapa. Keadaan halte sangat sangat sepi.
” Hai Aku Lucky..” Ternyata pengemudi itu bernama Lucky. Dia bertanya dengan lembut pada Diana dan tidak ada sama sekali menyatakan kalau dirinya seorang penculik. Dengan gugup Diana menyambut uluran tangan Lucky yang sedari tadi menunggu.
” A.aku.. Diana.. ada perlu apa ya..?” Tanya Diana dan mulai merasakan tenang.
“ Sedang apa disini..?” Lucky duduk disebelah Diana dan memangku helm besarnya.
“ Heh.. biasanya kalau orang di Halte itu mau ngapain. Gak mungkin nungguin tukang baksokan. Pastinya nungguin Bis..” Ketus Diana sewot. Lucky malah tertawa.
“ Jutek juga kamu ya. Tapi sampai kapan kamu nungguin bis itu. Sampai nanti sore juga gak akan datang datang.” Ujar Lucky dan menjauhi Diana. Lucky kembali ke atas motornya.
” Ta..tapi.. kenapa...?” Sekarang Diana semangkin takut. Pantesan tidak ada orang yang menunggu disini.
” Bis satu satunya yang menuju kesinimendapat masalah. Tepatnya kecelakaan.” Lucky memakai helmnya dan menghidupkan mesin motornya.
” Ja..jadi aku.. aku gimana...?” Diana menunjuk mukanya. Kali ini wajah Diana sudah terlihat pucat.
” Mana aku tau. Aku saja baru pertama kali jalan dari sini.” Lucky menjalankan motornya pergi. Diana hanya duduk lemas terdiam membisu seperti orang bodoh, uangnya hanya cukup untuk ongkos naik Bis. Kalau naik taksi. Mana mungkin cukup. Lagipula kalau naik bis biasanya akan mendapat harga lebih murah karena memakai seragam sekolah.
” Diana... itukan nama kamu...? apa perlu tumpangan...?” Lucky kembali lagi. Dan berhenti ditempat dimana dia berhenti tadi. Diana menoleh.
” Memangnya boleh..? rumah aku jauh lho. Kalau naik bis juga pasti muter muter. Terkadang jadi penumpang terakhir.” Diana mendekati Lucky. Lucky kembali tersenyum.
” Kalau menolong orang. Sejauh apapun gak apa apa deh..” jawabnya singkat. Diana membalas senyuman Lucky. Untung ada Lucky. Lucky memang membawa keberuntungan. Lalu Diana naik keatas motor Lucky. Sesaat diperhatikan motor ini sama persis dengan motor pembalap. Jangan jangan Lucky itu seorang pembalap.
” Lucky.. kamu masih pelajar atau kuliah..?” tanya Diana saat sudah berada diatas motor Lucky.
” Aku..? baru Lulus SMA 1tahun yang lalu. Dan sekarang sedang menikmati hidup sebagai pembalap..” jawab Lucky. Benar dugaan Diana Lucky seorang pembalap.
” Memangnya gak takut terjadi apa apa.. kecelakaan misalnya..?” tanya Diana lagi. Lucky sudah menghidupkan mesin motornya dan siap akan melajut.
” Kalau memang ajal sudah tiba. Mati ya mati...” Lucky menjalakan motornya perlahan.
” Orang tua..kamuu...aaaaaaa....” tidak bisa ditahan. Lucky sudah melajukan motornya dengan kencang. Diana yang belum sipa sedia hampir saja terjatuh karena laju motor Lucky.
*******


Sesampainya dirumah Diana.
” Makasih ya Ky udah nganterin aku...” Diana turun dari motor Lucky. Lucky kembali tersenyum.
” Sama sama.. Oiya.. aku tadi lihat kamu bawa bekal ya..? boleh buat aku aja gak..?” tanya Lucky.
” Lho. Kamu kok bisa tau..?’ tanya Diana heran.
” Aku.. dari tadi itu merhatiin kamu. Habis kasian kamu sendirian di sana. Makanya aku samperin. Tapi tadi aku sempat ngeliat juga kalau kamu ngeluarin bekal. Buat aku boleh kan...?” tanya Lucky lagi. Diana mengangguk dan mengeluarkan tempat bekalnya, lalu memberikannya pada Lucky.
” Sebagai ucapan terima kasih aku untuk kamu...” Diana menyodorkan tempat bekalnya. Lucky menyambut dengan gembira. Diana sudah akan meninggalkan Lucky ketika kembali lagi Lucky menahannya.
” Di.. aku boleh minta nomer hp kamu gak..?” tanya Lucky. Diana terdiam.
” Untuk apa..?” tanya Diana berbalik.
” Ya untuk mepererat pertemanan kita. Dan siapa tau kalau kamu sendirian di halte lagi. Kamu bisa minta jemput sama aku. Biar aku anterin pulang deh..” Diana tersenyum dengan penuturanLucky. Dan langsung memberikan nomer handphonenya. Sesaat kemudian Lucky sudah beranjak meninggalkan pekarangan rumah Diana dan menghilang diperbelokan jalan.

*******

Malamnya Diana sedang belajar dikamarnya, ketika hpnya berbunyi. Sebuah nomer baru. Dia yakin ini pasti Lucky.
” Hallo.. ” Jawab Diana.
” Hallo Diana. Selamat malam. Lagi ngpain nih. Aku gak ganggukan..?” tanya Lucky datar. Diana tertawa kecil. Sambil merebahkan tubuhnya ditempat tidur.
” Gak ganggu kok. Diana lagi belajar. Tapi udah selesai..” jawab Diana.
“ Oh gitu.. malam ini apa butuh bantuan aku untuk nganterin kamu..?” tanya Lucky lagi. Diana kembali tertawa.
” Mau kemana malam malam gini...” tanya Diana lagi.
” Ya siapa tau mau ketemu pacar kamu. Aku mau kok nganterinnya..”
” Ih pacar apa.. akunya aja gak punya pacar..”
“ Ah bohong nih ya.. trus Egi itu siapa…?”
“ Egi.. kok bisa tau.. Egikan temennya diana,mana mungkin pacaran. Ngasal nih ya..”
” Temen atau demen..?”
” Ya ampun Ky.. sekarang gini deh. Lucky itu siapa.. karena jelas jelas Egi itu temennya Diana. Kalau emang Lucky kenal sama Egi. Lihat deh. Diakan kayak banci gitu. Mana mungkin jadi pacarnya Diana. Hayo ketahuan.. bohong. Kasi tau deh. Lucky siapa..” Paksa Diana.
” Males ah ngasi tau sekarang. Gini deh. Besok disekolah tanya aja sama temen temen Diana. Siapa sih Lucky Trianda. Aku yakin temen temen saku sekolahan kamu pasti kenal deh siapa aku..” ujar Lucky menjelaskan.
” Oh ya. Ok deh, kalau gitu ntar aku tanya deh sama teman temanku. Kalau gitu berarti kamu udah kenal sama aku dong..?” Diana semangkin penasaran.
” Kenal dong. Diana Regina, kelas XI Alam 2 Di SMA Angkasa Bangsa. Cita citanya jadi Pramugari. Putri tunggal yang oaling disayang dan dimanja ibunya, paling dekat sama temen cowok yang namanya Egi. Iyakan..” jawab Lucky.
“ Ok ok.. kamu siapa sih. Jangan buat penasaran bisa gak..?” ujar Diana.
“ Ya udah deh. Udah malem nih. Besok aja tanya sama temen kamu Ok. Tha tha....?” Lucky memutuskan telpon dengan kebingungan diana yang masih memuncak.
*******

Besoknya disekolah. Diana langsung bertanya untuk memastikan pada Ina teman sebangkunya.
” Lucky.. Lucky Trianda.. kayaknya aku kenal. Siapa ya.. emm. Tunggu ya aku tanya Melda dulu...” Ina meninggalkan Diana sesaat dan kembali lagi.
“ Oh iya.. aku kenal. Itukan anak Bapak Kepala Sekolah kita. Diakan sering datang kesini buat ketemu Bapak Kepala. Dan kata Melda sih dia juga sering nanyain satu orang cewek. Tapi sampai sekarang banyak yang belum tau siapa cewek itu. Tapi kamu kenalnya gimana..?” tanya Ina bergantian dia yang penasaran.
” Oh gak.. Cuma kebetulan ketemu aja..” jawab Diana.
” Elo kenal sama Lucky..? kapan Di..? jadi di udah ngungkapin perasaan dia ke Elo..?” Lina kembaran Ina mendekati kami.
” Ungkapin perasaan apa sih Lin..?” tanya Diana bingung.
” Sini deh gue kasi tau. Menurut gue sih udah banyak yang tau tentang gosip ini. Lucky itu sering nanyain tentang kamu. Kamu pacarnya siapa. Kenapa bisa deket banget sama Egi. Rumah kamu dimana. Pokoknya semuanya deh..” Lina menjelaskan. Diana dan Ina mendengar dengan seksama.
” Tapi buat apa semua itu..?” tanya Diana. Lina malah menghela nafas.
” Elo bego atau pura pura bego. Dia itu udah lama suka sama elo. Bisa dibilang cinta sama elo..” Lina Melanjutkan.
” Ada ada aja deh. Masak sih bisa gitu. Akukan baru kenal sama dia..” Diana tergagap.
” Elo emang baru kenal. Tapi Luckynya udah kenal elo sejak lama. Kalau dulu nih. Ada lagunya tuh Terpesona kupada pandangan pertama.. dan tak kuasa menahan rinduku.... mungkin gitu deh si Lucky..” Diana bertatapan dengan Ina. Sungguh Lina benar benar aneh.
” Aku gak percaya..” ujar Diana lagi, dan masuk kedalam kelas bel pelajaran kembali dimulai membuat mereka harus memberi jeda pembicaraan mereka.
” Pokoknya dia itu adalah Boy special kamu Di. Katanya kamu pernah kejatuhan sapu tangan, dan sampai sekarang masih disimpan sama Lucky.” Ina menambahi.
” Kamu tau juga..?” tanya Diana.
” Aku bukannya tau. Cuma dari kasak kusuk anak anak. Kalau memang kamu benar cewek yang dia suka. Berarti sapu tangan itu punya kamu.” Ina mengakhiri pembicaraannya dan Guru Biologi masuk kedalam kelas mereka.

*******

Saat Pulang
” Di.. ada yang nyariin kamu fren.. cakep lo orangnya...” Egi mendekati Diana yang mash merapikan buku bukunya.
” Oh ya.. dimana..?” tanya Diana tanpa melihat Egi. Ini yang dibilang Lucky pacarnya. Cowok paling feminime ini. Tidak mungkin.
” Eh banci kaleng. Gue kasi tau lo ya..jangan main main. Ntar gue tabok lo...” Ina mengajukan tinjunya tepat didepan wajah Egi. Tentu saja Egi terkejut.
” Digerbang tuh. Aku juga dengernya dari anak anak. Gue gak main main Na. kapan sih Egi ganteng becanda sama Ina yang cantik.” kata Egi sambil menurunkan tangan Ina, dan mencoba melepaskan kepalannya.
” Udah udah.. biar aku lihat, aku percaya kok sama Egi. Dia gak mungkin main main.” Kata Diana membela Egi. Egi tersenyum.
“ Tu Orangnya..” Tunjuk Ego begitu mereka sudah berada tidak jauh dari gerbang sekolah.
” Ina.. orang yang kalian ceritain apa bener itu orangnya...?” Diana seolah ingin meyakinkan.
” Iya bener. Itu orangnya Di. Dia yang sering nyariin cewek itu. Berarti memang bener kalau kamu cewek yang selama ini dia cari..” Kata Ina pada Diana.
“ Udah samperin gih..” Egi menolaknya. Dan Diana berjalan kearah Lucky. Begitu menyadari kehadiran Diana. Lucky tersenyum.
“ Aku sudah tau siapa kamu sekarang. Dan aku mau bicara sama kamu. Ikut aku ketaman belakang sekolah..” Diana berjalan lebih dulu meninggalkan Lucky. Dan Lucky mengikutinya. Tidak jauh dari tempat mereka. Ada seseorang yang melihat dari balik tirai jendela diruangannya. Dia melihat dengan seksama sambil tersenyum puas.
Sesampainya ditaman. Lucky yang sedari tadi sengaja mendorong motornya. Duduk diatas motor dan menghadap Diana.
“ Mau bicara apa..?” tanya Lucky penasaran.
“ Apa yang buat kamu sering nanyain aku. Bahkan ada yang bilang kamu suka sama aku. Apa itu bener..?” tanya Diana serius. Lucky menundukkan kepalanya. Dan beberapa saat kemudian. Lucky turund ari motornya dan mendekati Diana.
“ Mungkin kamu sudah tau kalau ini yang namanya aku mencintai kamu. Sesungguhnya aku suka dan pingin ngedapetin kamu..”
“ Tapi sekarang kamu salah pilih. Kalau sebenarnya Diana itu belum boleh pacaran sama Mama dan papa.. dan rasanya gak mungkin banget kalau aku sampai pacaran sama kamu. Secara kamu inikan anak kepala sekolah aku..” kata Diana dengan suara parau.
” Yang aku mau kamu cukup jawab iya saja. Kalau urusan Papa aku. Paapa setuju kalau aku jadian sama kamu. Karena kata Papa, kamu cewek paling cantik disekolah ini..” Jleas Lucky. Diana tersenyum lagi.
” Oh iya..hari minggu besok gak ada acarakan..?” tanya Lucky sambil menatap lusur kemata Diana. Diana menggeleng.
” Bagus deh kalau gitu. Karena ada pertandingan Balapan motor, aku ikut disana. Kamu ngeliat aku ya dan kamu supprt aku ya biar aku lebih semangat.” Lucky merapikan rambut Diana yang tergerai.
” Tapi aku perginya sama siapa. Akukan gak tau lokasinya dimana..” jawab Diana.
” Tenang. Sebelum tanding. Aku jemput kamu dulu. Pokoknya jam 8 pas aku jemput kamu. Kamu mesti sudah siap Ok..” Ujar Lucky lagi.
” ya sudah. Aku tunggu kamu didepan rumah aku.” Diana menyetujui ajakan Lucky.
” Ya sudah. Sekarang kamu aku antar pulang ya. Pokoknya besok kamu mesti udah siap siap, aku jemput Ok Sayang...” Diana mengangguk. Lucky mengantar Diana pulang.
*******

Dirumah Lucky. Papa Lucky meledeknya habis habisan.
” Cie.cie... anak papa udah ngedapetin wanita pujaannya nih...? PaPa salut sama kamu Ky. Kalau menurut Papa. Diana itu banyak banget yang ngincer. Eh gak taunya bisa pacaran sama anak kepala sekolah..” Ujar Papa Lucky sambil menutup koran yang sedari tadi dibacanya. Papa Lucky memang menunggu kepulanganLucky kerumah.
” Papa tau dari mana sih kalau Diana itu inceran banyak cowok..?” Lucky bertanya serius dan duduk disofa tidak jauh dari tempat ayahnya duduk.
” Siapa sih yang gak tau. Diana itu siswi yang dapat beasiswa. Diana itu siswi pinter dan baik lagi. Dia sering ikut olimpiade dan memenangkan Olimpiade antar sekolah dalam bidang study Kimia..” Papa Lucky menceritakan dengan berbinar. Lucky mengangguk
” Jadi Ky gak salah pilih kan Dad..?” Papa Lucky mengangguk dengan pertanyan Lucky.
” Yaudah.. Ku mau istitrahat. Besok ada pertandingan. Doain Ky ya Dad biar menang. Satu lagi. Ky akan bawa Diana resana, menyaksikan pertandingan Ky. Gak marah kan Dad” Kata Lucky lagi.
“ Kenapa mesti marah..? lagi pula papa udah sadar Pembalapnya Papa jatuh cinta sama diakan..?” ledek Papa Lucky.
“ Papa bisa aja..” Lucky merendah.
“ Huh.. giliran Lucky yang pacaran dibelain. Coba aku. Malah dilarang larang..” Reno Kakak pertama Lucky protes.
” Karena kalau kamu pacaran. Papa gak pernah tau. Jadi papa anggap kamu pacaran gak pernah jelas..” Papa Lucky beranjak meningggalkan Lucky dan Reno berdua.
” Secantik apa sih Diana itu. Udah jadi pacar kamu ya Ky..?” tanya Reno memastikan.
” Belum sih kak, dia juga belum jawab. Besok Ky ada balapan. Jadi selesai balapan Diana akan jawab. Kalau Ky menang jawabannya iya. Kalau kalah. Ku gak tau jawaban dia apa..” Lucky beralih menuju kamarnya.
Baru saja Lucky merebahkan tubuhnya ditempat tidur ketika Hpnya bergetar. Diana memanggil.
” Ada apa Di..? malam gini nelpon aku. Kangen ya. Tadikan kitaudah ketemu. Besok juga ketemu lagi..” jawab Lucky.
” Ih janan geer deh. Di Cuma nelpon untuk matiin, besok jadi ya pertandingannya..” tanya Diana.
” Jadi. Mana mungkin balapan ini dibatelin. Banyak yang keweca dong. Emangnya kenapa Di gak bisa ikutan ya..?” Tanya Lucky agak cemas
” Bu..bukan begitu. Aku kan Cuma nanyak kok kamu mikirnya aku gak bisa ikut sih. Gini aku Cuma mikir. Jawaban aku itukan aku jawab selesai balapan. Lucky harus janji selama balapa gak akan terjadi apa apa ya..” Suara Diana sedikit khawatir.
” Tenang.. Lucky akan baik baik aja kok. Ya udah sekarang istirahat kan besk kita ketemu ok.”
” Ya udah. Bye bye..” Diana mematikan telponnya.

*******

Besok paginya.
” Ma.. Diana pergi dulu ya..” Pamit Diana pada Mamanya.
“ Kamu mau kemana Di..?” Tanya Mama Diana seakan menahan kepergian Diana.
” Ini mam. Anu. Inikan hari minggu. Boleh dong kalau Diana jalan jalan. Ya please..” Diana memohon.
” Ya udah boleh deh. Tapi ingan pulangnya jangan kemaleman. Ok..” Mama Diana merapikan Cardigan putih yang dikenakan Diana.
” Sipp Mam. Ya udah dada mama..” Diana keluar dari rumahnya. Sesaat menunggu Diana memperhatikan sepatu yang dikenakannya. Ternyata sebelah masih belum rapi terikat. Dan Diana merapikan tali sepatunya tiba tiba terdengar suara deru motor milik Lucky.
” Hai Lady..? udah siap nih..?” tanya Lucky dan memperhatikan Diana.
” Emh.. belum masih ada tugas mau ngerapiin taman..” Diana melihat kearah kanan dan kirinya.
” Oh gitu..” Lucky sedikit kecewa.
” Aneh ya.. ya udah siap la. Masak udah cantil gini masih harus ngerjain yang lain.” Diana mendekat kemotor Lucky. Lucky tersenyum.
“ Lucu ya becandanya. Ya udah kamu yang bawa motorky ya..” Ledek Lucky.
“ Boleh. Tapi nanti ya kalau udah sampai waktu motornya lagi berhenti.” Jawab Diana dan naik keatas motor Lucky.
*******
sesampainya di arena balapan. Lucky memberi Diana duduk dimarkasnya. Dan memberikan tas miliknya pada Diana.
“ Jagain ya..” pesannya. Sesaat Diana menahan Lucky.
“ Ky.. aku akan jawab kalau kamu dapet juara 1, 2 atau 3. kalau dibawah. Aku gak mau jawab apapun..” ujar Diana.
“ Kok berat banget syaratnya. Ok deh. Aku akan berusaha..” Lucky merengue bahu Diana.
“ Doain aku ya. Agar seperti sekarang kembali pada kamu..” Kata Lucky lagi. Dia mengangguk dan Lucky meninggalkannya.
” Selamat siang para suporter balapan kali ini... sungguh luar biasa. Ini adalah pertandingan ke 4 dalam bulan ini. Dan kali ini pemenang unggul yang selalu menempati posisi pertama masih diduduki oleh Lucky dengan nomer motor 45. dan mereka sudah siap siap untuk mulai beradu di garis star.. ok mereka mulai beradu kencang. Siapakah kali ini yang akan jadi juara..” suara MC membuat keadaan mangkin riuh. Para pendukung tiap pembalap tidak kalah ribut. Dan Lucky. Dia sedang b erada diposisi ke dua.
” Tidak boleh begini. Tidak boleh.. aku mesti daet juara 1, demi jawaban Diana..” kata Lucky dalam hatinya dan kembali menggas kencang motornya melewati lawan didepannya. Di Markas Lucky. Diana terdiam dalam doanya. Terus berdoa untuk keselamatan Lucky.
” Lucky.. sebenarnya kamu dapat juara berapapun aku akan tetap nerima kamu. Aku Cuma bercanda mengatakan hal itu..” diana sedikit menyesal dengan syarat yang dia berikan untuk Lucky tadi.
” Yeah.... ini adalah Lap terakhir dari tiap pembalap. Yang tersisa hanya ada Lucky dengan nomer 45, ahmad dengan nomer 66. dan Jun dengan 72. siapakah dari antara mereka yang bertahan. Ok.. terus dan.. owww.. Jun terjatuh di perbelokan Akhir ini adalah kesempatan emas buat Lucky dan.. akhirnya suatu keberuntungan Lucky mencapai garis finish dengan peringkat pertama. Lucky memang beruntung. Kali ini kejuaraan masih tetap dipegangnya.. berikan tepuk tangan meriah untuk Lucky...” Diana membuka matanya mendengar suara sorak dari suporter Lucky yang berpelukan gembira.
Diana masih belum bisa bertemu Lucky. Karena dia harus menerima hadiah dan ada season tanya jawab dengan wartawan. Dan Diana hanya menunggu dengan sabar kapan Lucky kembali.
” Hei... maaf kelamaan..” Lucky mendatangi Diana.
” Selamat ya...” Ucap Diana.
” Sama sama. Ini semua berkat kamu. Oh iya. Tunggu bentar aku ganti baju. Gerah nih. Habis ini kita jalan ya. Kamu masih punya hutang jawaban sama aku..” Lucky meraih tasnya dan berlalu kebelakang.
Lucky kembali ketempat Diana menunggu.
” uk..” Ajak Lucky dan menarik tangan Diana naik keatas motornya. Berlalu dari Arena balapan yang juga semangkin sepi. Motor Lucky berhenti di sebuah taman bunga yang tidak jauh dari Arena balapan. Mereka duduk dibangku taman. Dan Lucky tetap memperhatikan wajah Diana.
” Di.. aku udah nepatin janji aku. Dan aku jadi juara 1. saatnya kamu memberi jawaban sama aku.” Desak Lucky. Diana diam
” Ok.. aku akan jawab pertanyaan kamu. Asalkan kamu gak marah. Lucky. Jujur, kita baru kenal. Aku baru kenal kamu. Dan aku sebelumnya gak tau siapa kamu. Dan saat kit baru kenal seperti ini. Kamu langsung bilang suka sama aku. Ini sebuah kejutan yang membuat aku sangat sangat terkejut.” Lucky memejamkan matanya. Dia takut walaupun sudah jadi juara Diana tidak menjawab seperti apa yang dia inginkan.
” Ky.. lihat aku. Buka mata kamu. Jangan merem gitu dong.. ” Diana mengangkat dagu Lucky dan memaksanya untuk melihat kearah Diana.
” Lucky.. aku masih gak bisa.. tetep gak bisa... gimanapun juga aku gak bisa...” Lucky menatap Diana. Benarkah dia harus menerima kepahitan ini.
” Aku gak bisa.. nolak kamu..aku nerima kamu Ky..” Lanjut Diana.
” Jadi kamu terima aku..?” tanya Lucky lagi. Diana mengangguk
” Iyeee.....” Lucky bersorak da tanpa sadar ia memeluk tubuh mungkin Diana.
” Makasih ya Di. Aku akan jadi pacar yang setia untuk kamu. Akan ngejagain kamu. Selama yang aku bisa..” kata Lucky mentap.
Matahari tergelincir ke arah barat.
” Kita pulang yuk Di..” ajak Lucky, dijawab dengan anggukan kepala Diana.
Saat mereka pulang. Mereka melewati halte bis dimana mereka pertama kali berkenalan.
” Semoga saja ada pasangan lagi yang lahir dari halte ini yang Di.>” kata Lucky berbisik.
” Ya mudah mudahan saja. Karena Halte ini adalah akhir dari sebuah cinta seorang oembalap. Akhirnya dia mendapatkan kekasihnya.” Kata Lucky dan menggas laju motornya menjauh dari Halte Bis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar